Home » Evolusi dan Sejarah Oli Mesin

Evolusi dan Sejarah Oli Mesin

by admin
Evolusi dan Sejarah Oli

OTOBIKES – Oli atau pelumas banyak digunakan pada peralatan di sekitar kita. Oli sendiri sudah digunakan untuk melumasi sejak dahulu kala bahkan mungkin sebelum Sobat sekalian dilahirkan.

Dilansir dari laman resmi Total Indonesia, oli pertama kalinya digunakan sejak diciptakannya bearing. Dengan menggunakan pelumas, diyakini benda tersebut bisa bekerja dengan sempurna dan efisien.

Bearing pertama digunakan dalam Era Tembaga (Copper Age) sekitar 4.500-3.300 SM di Mesopotamia. Bearing saat itu dibuat dalam bentuk roda untuk kereta kuda dan terbuat dari tanah liat.

Tidak ada bukti peninggalan arkeologi yang membenarkan penggunaan oli pada saat itu, sepertinya pada masa itu manusia menggunakan air, lemak hewan atau bahkan darah untuk menghindari friksi antara bagian-bagian yang terbuat dari kayu.

Sejarah bangsa Mesir pada 2.000 SM menunjukkan, mereka menggunakan cairan yang dituangkan pada jalur kereta dalam membawa patung-patung. Gunanya untuk memudahkan mereka bertransportasi.

Minyak zaitun digunakan untuk melumasi kayu agar dapat memindahkan batu besar, saat pembangunan piramid-piramid pada masa itu.

Baca juga : Perbedaan Oli Mineral dan Sintetis

Kala itu kereta kuda marak digunakan, dan sisa-sisa arkeologi dari as roda yang ditemukan pada 1.400 SM. As roda tersebut memiliki sisa-sisa deposit sabun kalsium di sepanjang permukaannya.

Sebuah tanda adanya pelumas yang digunakan pada masa Mesir Kuno. Ada juga bukti di masa itu, bitumen digunakan untuk melumasi roda yang terbuat dari tanah liat di China, sepertinya diambil dari kotoran di permukaan tanah.

Pada era Yunani dan Romawi, dikatakan bahwa mereka menggunakan pelumas yang mengkombinasikan jeruk nipis dan minyak zaitun (pelumas kalsium). Mereka melakukan hal tersebut untuk melumasi as roda.

Perkembangan Oli

BACA JUGA :  Kamu Sering Mabuk Saat Berpergian? Lakukan Cara Ini

Evolusi pada dunia lubrikasi datang dari Leonardo da Vinci. Ia mengenalkan ide bahwa koefisien friksi adalah rasio dari tenagaitu sendiri.

Berbanding dengan berat atau rumus beban (u=FIW) dan pada akhirnya Ia menyimpulkan bahwa

“Setiap benda yang menimbulkan friksi memiliki ketahanan friksi yang setara seperempat dari bobot benda tersebut,” tulisnya seperti dikutip Total Indonesia.

Untuk mengurangi terjadinya friksi, da Vinci menciptakan sistem pelumasan untuk as dan bearing roda. Dikatakan bahwa Ia memanfaatkan lemak hewan atau opium yang terkenal di Italia pada saat itu.

Pada awal era industrial di pertengahan abad ke-19, banyak tambang minyak menghasilkan minyak mentah. Sehingga oli alami bisa tergantikan dan pada masa inilah era keemasan dari teknologi lubrikasi.

Minyak mentah tidak digunakan sebagai pelumas, karena performanya lebih buruk daripada oli alami. Namun setelah ditemukannya distilasi vakum pada 1869 dan awal abad ke-20 kandungan minyak mentah bisa dipisahkan sesuai kebutuhan.

Pada 1920-an, produsen oli bisa memisahkan kandungan minyak dan menciptakan aditif anti oksidan, anti karat dan viskositas pelumas diperkenalkan pada 1930-an dan 1940-an.

Pada 1950-an, oli sintetis dikembangkan untuk kebutuhan aviasi dan antariksa. Teknologi tersebut bertahan hingga sekarang.

Saat ini pengembangan oli menggunakan bahan kimia kompleks untuk mencapai hasil maksimal. Pengembangan ini meliputi formula sintetis yang dikembangkan di laboratorium.

Berita Terkait

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.