Jodohnya pun datang pada tim Ajo Motorsport dengan motor pabrikan Kalex di tahun keempat di Moto2 atau tepatnya musim 2015. Kecocokan dengan motor dan tim sepertinya membuat Zarco kembali menemukan sentuhannya di lintasan balap.
Zarco berhasil tampil apik di tahun pertama bersama Tim Ajo Motorsport. Ia sukses merengkuh gelar juara dunia Moto2 dengan raihan poin 352 dari 18 kali turun balapan. Ia meraih total 8 kali kemenangan dan 14 kali podium.
Tidak seperti pebalap lainnya yang sudah juara di kelas Moto2 langsung memutuskan naik ke kelas utama. Zarco memilih untuk tetap di kelas ini bersama tim yang sama di musim depan.
Keputusannya itu ternyata cukup tepat, ia kembali berhasil mengamankan kembali gelar juaranya Moto2 itu di musim balap 2016. Raihan gelar 2 kali pada kelas Moto2 sepertinya sudah membuat Zarco puas dan membuat ia memutuskan untuk hijrah ke kelas tertinggi di musim selanjutnya.
Monster Yamaha Tech 3 menjadi tim pertama Johann Zarco kelas MotoGP, bertahan 2 tahun bersama Yamaha dan konsisten berada di urutan 6 klasemen akhir.
Tahun 2019
Pada tahun 2019, Red Bull KTM menjadi temannya di ajang balap. Tapi pada tahun ini, Zarco membalap bersama dua tim. Jadi ia membalap bersama Red Bull di 13 balapan lalu pindah ke Tim LCR Honda dan turun di tiga balapan. Bersama dua pabrikan berbeda, Zarco malah mengalami menurunan performa.
Zarco pun memutuskan bekerja dengan tim dari Italia Avintia Esponsorama Racing dengan menggunakan motor Ducati di musim 2020. Ada kecocokan bersama motor Ducati, Zarco bertahan hingga saat ini di tahun 2022, tapi berada di tim Pramac Racing.
Ia pindah ke Pramac Racing pada tahun 2021 dan membuat kemajuan besar. Hal itu menjadi performa terbaiknya di kelas motoGp dengan finish di urutan ke 5 klasemen akhir.
Tahun 2022 ini, Zarco mengawalinya dengan cukup baik. Finish urutan 8 di seri perdana Qatar dan berhasil meraih podium ketiga di Mandalika.
Kini, ia bertengger di posisi ke 5 klasemen sementara, dengan raihan poin 24 terpaut 6 poin dari Enea Bastianini yang berada di puncak. Ia hanya butuh konsisten untuk tetap bersaing dan menemukan kembali performa terbaiknya seperti saat di kelas Moto2.* (RENALDI)
BACA JUGA : Kenali Sosok Miguel Oliveira, Pebalap MotoGP yang Pertama Kali Juara di Mandalika
